Classmate
By Fanita
Main Cast : Oh My Girl Arin & NCT Mark
Casts : Gugudan/IOI Mina & Romeo Kangmin
Genre : School Life, Friendship, Fluff, Romance || Type : Chaptered || Rating : PG-15
…
“Parah banget si Arin mau nyontek Mark sampai dia kena hukum juga,” Arin mendengar orang-orang membicarakannya. Tangannya bergetar karena takut orang-orang akan menatapnya sinis padahal kenyataannya tidak seperti itu. Niat Arin yang awalnya masuk ke dalam kelas dia urungkan. Arin memilih untuk menghabiskan waktu istirahat di tempat lain dibandingkan harus melihat tatapan anak-anak di kelasnya yang sinis sejak ujian matematika selesai diselenggarakan.
.
Mark memandang punggung Arin yang berjalan menjauhinya. Arin tidak sadar kalau sejak tadi ada Mark di belakangnya. Mark juga mendengar teman-temannya menggosip tentang Arin padahal semuanya tidak benar.
“Heh..”
Laki-laki tampan itu menghela nafas dan memilih untuk masuk ke kelas dibandingkan harus berdiri di sana terus menerus.
.
“Arin?” Mendengar namanya dipanggil oleh seseorang, Arin malah mengacuhkannya. Ia lagi malas untuk berbicara dengan orang-orang. Arin kesal dan marah tapi tidak tahu kepada siapa amarahnya harus dilimpahkan.
“Woy budek!!”
Kali ini suara yang memanggilnya terdengar dari jarak yang sangat dekat. Ya wajar saja karena orang itu sudah duduk di sebelahnya bahkan berteriak di telinganya!
“Apa sih Kangmin!” Kesal Arin.
Kangmin, si cowok menyebalkan ini tidak tahu ya kalau Arin lagi sebal? Kenapa malah mengejeknya? Mood Arin jadi tambah buruk!
“Hahahahaha bibir kau seperti boneka bebek punya adikku,” ledeknya.
“Ya!” Teriak Arin tak terima.
Bukannya merasa berdosa karena telah meledak Arin, Kangmin malah tersenyum lebar seakan-akan hidupnya tidak memiliki beban. Senyum Kangmin membuat Choi Arin jadi lebih kesal.
“Eh yang tadi-“
“Jangan dibicarakan!” Potong Arin.
“Aku tahu kau tidak menyontek. Dasar si gundul itu aja yang sensitif dan tukang fitnah, ya kan?”
Si gundul alias julukan yang diberikan oleh siswa sekolah ini kepada Park Shin si guru matematika. Beliau memang botak, mitosnya rambut di kepalanya memang tidak bisa tumbuh karena pekerjaan Pak Shin hanya memikirkan hitungan matematika lalu marah kepada siswa-siswinya yang sulit memahami ajarannya.
“Noh Kangmin!! Hanya kau yang mengerti aku hwaaa!!” rengek Arin.
Choi Arin sangat terharu karena Kangmin bisa mengerti keadaannya. Tentu saja dia mengerti, Arin dan Kangmin sudah berteman sejak kecil jadi dia tahu semua kebiasaan Arin. Walaupun bodoh, Kangmin tahu Arin tidak akan pernah bertindak curang demi mendapatkan nilai yang baik.
“Oii Choi Arin kalau kenyataannya seperti itu kau tidak perlu bersembunyi di sini. Tegakkan kepalamu lalu lewat dihadapan anak-anak yang beraninya ngegosip tentangmu!” Seru Kangmin.
“Tentu! Kajja Kangmin-ah!” Ujar Arin.
Arin berdiri dan tegak dengan lantang, lalu ia menarik tangan Kangmin untuk segera pergi ke kelas. Kedua sahabat ini tak canggung untuk menunjukkan kedekatan di sekolah. Contohnya seperti saat ini, berjalan beriring sambil Arin menarik tangan Kangmin yang mana bagaikan seorang majikan membawa puppy lucu peliharannya berjalan-jalan di taman.
.
Choi Arin duduk di tempatnya dan berusaha untuk bersikap tenang. Sejak ia masuk ke dalam kelas Lee Mark sudah memperhatikannya dehgan seksama. Mark yang melihat Arin tampak lebih baik langsung tersenyum tipis kemudian melanjutkan kegiatannya membaca buku pelajaran selagi memiliki waktu luang.
.
Keesokan harinya Arin yang sudah selesai bersiap-siap langsung meluncur ke meja makan untuk menikmati sarapan buatan sang ibu. Di atas meja sudah ada keranjang buah yang segar. Nampaknya ayahnya mendapatkan parsel dari rekan kerjanya lagi. Berhubung ibu Arin belum menyelesaikan masakannya tangan Arin meraih sebuah apel untuk menganjal perut sementara. Begitu dia memegang apel tersebut Arin jadi teringat dengan Mark.
.
Sagwa. Arin belum meminta maaf kepada Mark karena melibatkannya sehingga Mark yang tidak berdosa dihukum karenanya. Arin mengambil sehelai tisu lalu membersihkan apel itu agar mengkilap setelah itu memasukannya ke dalam tas.
“Apa yang kau lakukan Arin-ah?” Tegur ibu Arin saat melihat Arin mengantungi sebuah apel.
“Ah.. Untuk makan di sekolah hehe,” jawab Arin ngasal.
“Bagus tuh, makan buah yang banyak ya..”
Arin tersenyum kikuk menanggapinya. Kini sarapan buatan nyonya Choi sudah dihidangkan di hadapan Arin. Melihat tidak ada ayah tak ada Arin pun bertanya kepada ibunya di mana sang ayah.
“Ayah di mana bu?” Tanya Arin.
“Ayah berangkat pagi sekali karena ada hal yang harus diurus,” jawab ibu Arin.
“Lah? Aku gimana bu? Naik bus lagi??” Panik Arin.
Ibu Arin hanya menganggukan kepala sambil menahan tawanya karena dia tahu Arin tidak suka naik angkutan umum di pagi hari.
“Ih ayah!!” Geramnya.
.tbc.
Note : Btw, “Apel” dalam bahasa korea itu sagwan. “Maaf” dalam bahasa korea juga sagwan, jadi kebiasaan orang korea kalau mau minta maaf ke orang itu dengan memberikan buah apel.
October 29, 2016 at 9:20 pm
Wahhh…😍😘
Suka banget chingu…..
Lanjut ya….. penasaran sama couple MarkRin…….💖💖❣
LikeLiked by 1 person
October 29, 2016 at 9:25 pm
Oke thanks ya sudah baca + komen^_^
LikeLike
October 30, 2016 at 10:12 am
penasaran banget sama lanjutannya*0*
LikeLike
October 30, 2016 at 1:50 pm
aaaaa suka banget sama couple ini*-* jadi penasaran sama lanjutannya^^
LikeLike
November 1, 2016 at 10:24 pm
LANJUTTT THOR ><
LikeLike